
Pada dasarnya, prinsip kerja dari sistem pneumatik adalah pemanfaatan udara terkompresi menjadi suatu gerakan translasi pada plunyer atau piston. untuk pengaplikasian yang lebih banyak, maka hal ini jauh lebih efisien dan praktis.
Pada umumnya, sistem meliputi kompresor udara yang menyimpan udara yang terkompresi dalam sebuah cylinder dan melepaskannya di bawah control listrik.
Sistem pneumatik menggunakan hukum-hukum aeromekanika, yang mana menentukan kondisi keseimbangan antara gas dan uap (khususnya udara atmosfir) dengan adanya gaya-gaya luar (aerostatika) dan teori aliran (aerodinamika).
Untuk lebih jelas, berikut cara kerja pneumatik beserta fungsi komponennya :
Kompresor
Kompresor berfungsi untuk menghisap udara yang berada di atmosfer dan menyimpannya ke dalam tabung penampung udara atau receivoir air. Kondisi udara yang berada di atmosfer dipengaruhi oleh suhu dan tekanan.
Udara pada tabung penampung akan mencapai tekanan 6 -9 bar (tekanan rata-rata). Tekanan dibawah 6 bar dapat menyebabkan turunkan daya mekainik dari cylinder kerja pneumatic. Sedangkan tekanan diatas 9 bar, merupakan tekanan yang sangat berbahaya pada sistem perpipaan atau kompresor.
Air Dryer / Air Trap
Selanjutnya udara bertekanan akan melewati air dryer atau filter untuk memisahkan kandungan air pada udara yang masuk dari kompresor. Meski jumlah air pada udara yang masuk kedalam sistem pneumatik persentasenya kecil, namun hal ini dapat menjadi penyebab serius dari tidak berfungsinya sistem.
Air Filter
Setelah udara yang dikeringkan dari bagian air dryer, maka udara yang telah terkompresi tersebut akan melalui filter untuk disaring kualitasnya. Air Filter berfungsi untuk memisahkan udara dari kemungkin adanya debu dan kotoran yang mungkin ada di dalam udara.
Regulator
Di dalam bagian regulator, udara akan diatur jumlah tekanannya sehingga besar tekanan udara yang mengalir menuju ke actuator telah sesuai dengan standar.
Solenoid Valve
Solenoid Valve merupakan suatu katup pada sistem pneumatik yang berfungsi untuk mengarahkan aliran udara bertekanan dengan sistem penggerak berupa coil electric atau pneumatic. Solenoid ini memiliki bentuk dan jenis yang bereda-beda.
Actuator atau Air Cylinder
Air cylinder bergerak berdesarkan solenoid valve. Jika solenoid valve menyalurkan udara bertekanan dari air cylinder ke inlet maka piston akan bergerak maju. Sementara bila solenoid valve menyalurkan udara bertekanan dari air cylinder ke outlet maka piston akan bergerak mundur.
Susunan Sistem Pneumatik
- Catu Daya (Energi Supply)
- Elemen Masukan (Sensor)
- Elemen Pengolah (Processor)
- Elemen Kerja (Actuator)
Pada umumnya alat pneumatik mengubah udara terkompresi menjadi bekerja menggunakan motor pneumatik. Dibandingkan dengan alat listrik lainnya yang sebanding, alat pneumatik terbilang lebih aman untuk digunakan dan dijalankan, tanpa ada resiko percikan api, hubungan arus pendek atau sengatan lisrik, dan memiliki rasio daya terhadap berat yang lebih tinggi, memungkinkan alat yang lebih kecil dan lebih ringan untuk menyelsaikan tugas yang sama
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar